Gus Baha menceritakan kisah ulama anti Maulid yang berubah setelah melihat Rasulullah

Gus Baha menceritakan kisah ulama anti Maulid yang berubah setelah melihat Rasulullah


Kaditanews – Rais Surya Nahdlatul Ulama (PBNU) General Manager KH Bahauddin Nursalim (Gus Baha) menceritakan kisah Syekh Ibnu Hajar al-Haytami. 

Dia bertemu Rasulullah. Terlihat di pertemuan maulid. Semula Gus Baha menyatakan bahwa Syekh Ibn Hajar al-Haytami secara tegas melarang nasyid (lagu pujian bagi para nabi). 

Dia berulang kali tidak mematuhi beberapa ulama dan ulama ketika dia membaca Barzanji ketika dia mencapai utara. Syekh ibn Hajar al-Haytami pernah mengunjungi maulid. Bahkan Ibnu Khazar pun ikut terharu. 

“Kemudian Syekh Ibn Hajar al-Haytami bertanya: Mengapa bergabung dengan nasyid saat dilarang? “Syekh Ibnu Hajar menjawab:” Sekarang saya  akan bergabung tanpa larangan. 

Saya melihat Rasulullah melakukannya di acara silaturahmi ini,” jelas Gus Baha dalam video Santri Gayeng yang dilihat DakwahinMilenial pada Selasa (19/10/2021). 

Apalagi melihat Rasulullah, seolah melihat almarhum, tidak pernah meninggalkan umatnya, karena pada hakikatnya ruh itu sendiri adalah kehidupan. 

“Jika kita mengatakan bahwa tubuh yang ditinggalkan oleh roh itu mati, dapatkah kita mengatakan bahwa roh ini sudah mati? tidak. Karena ruh adalah makna hidup,” kata Kragan, Narukan, kiai Rembang.

Kemudian Gus baha melanjutkan ceritanya, hal ini diperkuat dengan fakta bahwa dhamir gaib tidak digunakan seperti dalam bacaan takhiyat yang  selama ini disebutkan, yaitu Assalamulayka. 

“Pakailah alaika meski tidak ada lagi nabi. Karena ketidakhadiran baginda nabi ada kelahirannya. Faktanya adalah bahwa nabi masih ada di hadapan kita. 

Jadi ketika kita menyapa, berbicaralah dengan Assalam Alayka,” kata Maimoen Zubair, murid kesayangan K.H. 

Rasulullah terus melihat pemimpin syahid, Hus Baha. Sebagaimana tercatat dalam ayat 169 QS Ali Imran, para syahid diketahui masih hidup. Bahkan, mereka hidup dan menerima makanan di hadirat Tuhan. 

“Rasulula melihat pemimpin para syuhada. Andai saja para syuhada rakyat jelata masih hidup, khususnya Nabi Syuhada Said (pemimpin syahid). Tentu saja Rasulula hidup,” tutup Gus Baha.

Kemudian Gus baha melanjutkan ceritanya, hal ini diperkuat dengan fakta bahwa dhamir gaib tidak digunakan seperti dalam bacaan takhiyat yang  selama ini disebutkan, yaitu Assalamulayka. 

“Pakailah alaika meski tidak ada lagi nabi. Karena ketidakhadiran baginda nabi ada kelahirannya. Faktanya adalah bahwa nabi masih ada di hadapan kita. 

Jadi ketika kita menyapa, berbicaralah dengan Assalam Alayka,” kata Maimoen Zubair, murid kesayangan K.H. 

Rasulullah terus melihat pemimpin syahid, Hus Baha. Sebagaimana tercatat dalam ayat 169 QS Ali Imran, para syahid diketahui masih hidup. Bahkan, mereka hidup dan menerima makanan di hadirat Tuhan. 

“Rasulula melihat pemimpin para syuhada. Andai saja para syuhada rakyat jelata masih hidup, khususnya Nabi Syuhada Said (pemimpin syahid). Tentu saja Rasulula hidup,” tutup Gus Baha.(DM)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *